
APLIKASI AGENS HAYATI KELOMPOK TANI MARGI TANI DUA DESA TANJUNGREJO WULUHAN
Agens hayati adalah organisme berupa jamur, bakteri, virus, nematoda, serangga, serta hewan lainnya yang berguna mengendalikan hama dan penyakit tanaman. Kegiatan aplikasi agens hayati yang dilakukan pada hari Rabu Tanggal 7 Juni 2023 bertempat di Kelompok Tani Margi Tani Dua Desa Tanjungrejo Kecamatan Wuluhan, memiliki tujuan untuk melatih petani dalam penggunaan agens hayati secara tepat. Tepat disini meliputi beberapa hal, yaitu (1) tepat sasaran, (2) tepat alat, (3) tepat jenis pestisida, (4) tepat waktu, (5) tepat dosis atau konsentrasi, dan (6) tepat cara penggunaan.
Agens hayati meskipun karakteristiknya sama dengan pestisida kimia, yaitu untuk pengendalian hama dan penyakit tanaman, tetapi ada perbedaan dalam hal waktu aplikasi. Jika pestisida kimia biasanya dapat dilakukan aplikasi pagi ataupun sore, untuk agens hayati anjurannya adalah sore hari. Untuk aplikasi agens hayati pagi hari sangat tidak dianjurkan.
Aplikasi sore hari ini bertujuan untuk memberikan waktu bagi agens hayati untuk melakukan adaptasi dengan lingkungan barunya. Jika aplikasi sore maka kondisi suhu akan berangsur turun seiring terbenamnya matahari, sehingga kesokan harinya diharapkan agens hayati sudah dapat beradaptasi dengan lingkungannya. Tetapi jika aplikasi dilakukan pagi hari, dimana suhu akan semakin tinggi/panan seiring naiknya matahari, dikhawatirkan agens hayati justru tidak mampu beradaptasi dengan lingkungan dan akhirnya mati. Pada kegiatan di Kelompok Tani Margi Tani Dua ini, aplikasi dimulai pukul 15:30 WIB dengan sasaran penyakit Xanthomnas oryzae menggunakan agens hayati Paenibacillus polymyxa.
Disamping waktu, yang perlu diperhatikan lainnya adalah peralatan semprot. Dimana untuk aplikasi menggunakan agens hayati, peralatan / tangki harus bersih dari sisa pestisida / racun kimia. Karena jika alat tidak dibersihkan dahulu, maka agens hayati tersebut juga akan mengalami kematian. Hal hal tersebut diatas memang perlu disampaikan dan dilatihkan ke petani. Dan kegiatan ini direncanakan akan diulang sebanyak 2 kali dengan menggunakan agens hayati yang sama. Hal ini dilakukan agar petani lebih terbiasa dalam penggunaan agens hayati, demi mewujudkan pertanian ramah lingkungan.