
GERAKAN JEMBER MENGAJI DI KELURAHAN SUMBERSARI DENGAN TEMA PERNIKAHAN
Seperti biasa acara ini dimulai dengan mengaji, sema'an yang di pimpin oleh Ustadah Musrifah setelah itu semua diberi materi pembelajaran tentang tajuid agar tidak salah dalam membaca al-qur'an.
Mengaji kali ini dengan tema Pernikahan, disampaikan oleh Ustadah Zulfa, dimana dengan diadakannya gerakan jember mengaji ini kita semua bisa lebih dekat mengenal ALLAH swt.
Pernikahan adalah momen sakral yang memiliki nilai budaya dan tradisi yang berbeda di setiap tempat. Antara pedesaan dan perkotaan, terdapat perbedaan signifikan dalam pelaksanaan pernikahan yang dipengaruhi oleh budaya, sosial ekonomi, dan pola pikir masyarakat. Berikut adalah beberapa perbedaan utama antara pernikahan di pedesaan dan perkotaan :
Pernikahan di pedesaan cenderung sangat kental dengan tradisi dan adat istiadat lokal. Setiap daerah memiliki rangkaian upacara adat yang berbeda, mulai dari prosesi lamaran hingga resepsi. Keterlibatan tokoh adat dan keluarga besar sangat dominan, serta ritual-ritual tradisional sering kali menjadi bagian penting dari pernikahan.
Di perkotaan, pernikahan lebih fleksibel dan cenderung modern. Banyak pasangan yang memilih pernikahan dengan konsep internasional atau minimalis, dan tidak terlalu banyak melibatkan adat istiadat. Meskipun demikian, beberapa pasangan masih mempertahankan unsur adat, tetapi biasanya tidak sekompleks di pedesaan.
Meskipun pernikahan di pedesaan sering kali melibatkan banyak orang dan acara yang panjang, biayanya cenderung lebih rendah dibandingkan di perkotaan. Ini karena banyak kegiatan seperti masak-memasak, dekorasi, dan hiburan dilakukan secara gotong-royong oleh keluarga dan warga setempat.
Di perkotaan, pernikahan sering kali berbiaya tinggi karena berbagai layanan harus disewa, seperti catering, dekorasi profesional, dan penyewaan gedung. Pernikahan di hotel atau gedung mewah menjadi tren, dan hal ini menambah biaya secara signifikan.
Keterlibatan keluarga besar dan masyarakat sangat kuat dalam pernikahan di pedesaan. Keluarga dan warga desa biasanya berperan aktif dalam persiapan dan pelaksanaan acara, termasuk membantu memasak dan mengurus tamu.
Di perkotaan, pernikahan lebih bersifat personal dan privat. Keterlibatan keluarga masih ada, tetapi biasanya tidak sedominan di pedesaan. Kebanyakan pasangan menyerahkan persiapan kepada wedding organizer dan hanya melibatkan keluarga dalam hal-hal penting saja.
Di pedesaan, pernikahan sering dianggap sebagai peristiwa penting untuk mengukuhkan hubungan sosial antar keluarga dan komunitas. Tekanan sosial untuk menikah sesuai dengan adat sering kali lebih tinggi, dan usia menikah cenderung lebih muda dibandingkan di perkotaan.
Pola pikir di perkotaan cenderung lebih individualis, dan pasangan lebih bebas menentukan konsep pernikahan mereka. Usia menikah juga cenderung lebih tua karena banyak pasangan yang menunda pernikahan untuk mengejar karir atau pendidikan terlebih dahulu.
Agama dan kepercayaan tradisional sangat mempengaruhi prosesi pernikahan di pedesaan. Banyak ritual yang berlandaskan kepercayaan agama dan adat setempat, yang masih dipegang teguh oleh masyarakat.
Di perkotaan, meskipun agama tetap menjadi aspek penting, pengaruh modernitas dan tren global lebih terasa. Beberapa pasangan memilih upacara yang lebih simpel atau bahkan pernikahan sipil tanpa banyak ritual agama.
Pernikahan di pedesaan dan perkotaan memiliki karakteristik yang berbeda yang mencerminkan budaya, nilai-nilai, dan kondisi sosial ekonomi masing-masing. Meski berbeda, keduanya tetap memiliki kesamaan dalam tujuan, yaitu membangun ikatan suci antara dua individu. Memahami perbedaan ini dapat memperkaya pandangan kita tentang keberagaman budaya dalam pernikahan di Indonesia.