MAGGOT SOLUSI CERDAS PENGURAI LIMBAH PETERNAKAN AYAM PETELUR
MAGGOT SOLUSI CERDAS PENGURAI LIMBAH PETERNAKAN AYAM PETELUR
Jember, 3 Januari 2025 - Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Kabupaten Jember baru-baru ini melakukan kunjungan kerja ke peternakan ayam petelur milik H. Anshori yang terletak di Desa Tutul, Kecamatan Balung. Kunjungan ini bertujuan untuk melihat langsung inovasi sistem pengolahan limbah peternakan yang telah diterapkan di lokasi tersebut.
Peternakan H. Anshori menjadi salah satu contoh nyata pengelolaan peternakan yang tidak hanya produktif tetapi juga ramah lingkungan. Dengan luas area yang tidak cukup besar, peternakan ini memiliki keunikan tersendiri dalam pengolahan limbah kotoran ayam. Limbah tersebut tidak langsung dibuang, melainkan diolah secara alami dengan memanfaatkan maggot atau larva dari lalat Black Soldier Fly (BSF).
Sistem pengolahan ini bekerja secara sederhana namun sangat efektif. Di bawah kandangayam, tanah dipadatkan sehingga dapat digunakan untuk memelihara maggot. Limbah kotoran ayam serta sisa pakan yang jatuh dari kandang dimanfaatkan sebagai makanan utama bagi maggot. Proses ini tidak hanya mengurangi bau tidak sedap yang biasa dihasilkan oleh limbah kotoran ayam, tetapi juga menghilangkan keberadaan lalat yang biasanya menjadi masalah utama di sekitar peternakan.
Menurut H. Anshori, sistem ini sudah diterapkan selama beberapa bulan terakhir dan terbukti sangat efektif. Awalnya kami menghadapi masalah bau dan lalat di sekitar kandang. Namun sejak menggunakan maggot sebagai pengolah limbah, masalah tersebut hilang. Tidak ada bau menyengat lagi dan lalat juga tidak ada, ungkapnya. Selain mengatasi permasalahan limbah, maggot yang dipelihara juga memberikan manfaat ekonomis tambahan. Maggot dewasa yang dipanen digunakan sebagai pakan ternak lain, seperti ikan atau ayam. Kandungan protein tinggi pada maggot membuatnya menjadi alternatif pakan yang berkualitas dengan biaya yang jauh lebih rendah dibandingkan pakan komersial. Hal ini secara langsung mengurangi biaya operasional peternakan dan meningkatkan efisiensi produksi.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Kabupaten Jember, drh. Andi Prastowo,M.Si. memberikan apresiasi tinggi terhadap inovasi yang diterapkan oleh H. Anshori. Sistembudidaya seperti ini sangat efektif dalam meminimalisir dampak lingkungan dari usaha peternakan. Selain mengurangi bau dan lalat, hasil panen maggot juga memberikan nilai tambah bagi peternak, ujarnya. Ia juga menambahkan bahwa teknologi seperti ini dapat menjadi solusi bagi banyak peternakan di Jember yang menghadapi masalah serupa. Kami akan berupaya mendorong peternak lain untuk mengadopsi metode ini. Selain lebih ramah lingkungan, metode ini juga mendukung konsep ekonomi sirkular, di mana limbah tidak lagi menjadi beban, tetapi justru menjadi sumber daya yang bermanfaat, lanjutnya.
Dalam kunjungan tersebut, para pejabat dinas juga berkesempatan melihat proses budidaya maggot secara langsung. Mulai dari tahap awal pemeliharaan hingga panen maggot dewasa. Mereka juga berdialog dengan H. Anshori mengenai tantangan dan peluang dalampenerapan sistem ini. Salah satu tantangan yang dihadapi adalah edukasi kepada masyarakat sekitar agar memahami bahwa sistem ini aman dan tidak menimbulkan masalah kesehatan.
H. Anshori berharap bahwa metode ini dapat diadopsi oleh lebih banyak peternak di Jember. Kami siap berbagi pengalaman dan memberikan pelatihan kepada peternak lain yang ingin menerapkan sistem ini. Semakin banyak yang menggunakan metode ini, semakin baik dampaknya bagi lingkungan dan masyarakat, katanya. Inovasi yang diterapkan di peternakan H. Anshori menjadi bukti bahwa pengelolaan limbah yang tepat tidak hanya dapat mengatasi permasalahan lingkungan, tetapi juga memberikan manfaat ekonomi yang signifikan. Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Kabupaten Jember berkomitmen untuk terus mendukung dan mempromosikan inovasi seperti ini ke seluruh wilayah kabupaten. ( Narasumber Purwoto, SP.t