Oleh : DINKES

ORIENTASI SKRINING HIPOTIROID KONGENITAL (SHK) UNTUK CEGAH DAN ATASI GANGGUAN PADA BAYI SEDINI MUNGKIN

ORIENTASI SKRINING HIPOTIROID KONGENITAL (SHK) UNTUK CEGAH DAN ATASI GANGGUAN PADA BAYI SEDINI MUNGKIN

Bagikan Via :
Image

ORIENTASI SKRINING HIPOTIROID KONGENITAL (SHK) UNTUK CEGAH DAN ATASI GANGGUAN PADA BAYI SEDINI MUNGKIN

Selasa, 24 Januari 2023 Dinas Kesehatan Kabupaten Jember melaksanakan pertemuan orientasi Skrining Hipotiroid Kongenital (SHK). Kegiatan ini dihadiri oleh narasumber Dr. dr. Hartono, Sp. PK(K) MQIH, Plt. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Jember, Kabid Kesmas Dinas Kesehatan Kabupaten Jember, Bagian Perinatal Rumah Sakit se-Kabupaten Jember, Bidan Koordinator Puskesmas se-Kabupaten Jember, Praktik Mandiri Bidan (PMB), dan Tim KGM Bidang Kesmas Dinas Kesehatan Kabupaten Jember.

Kegiatan ini dibuka oleh Plt. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Jember, dr. Koeshar Yudyarto. Beliau menyampaikan bahwa skrining neonatal merupakan salah satu upaya untuk menurunkan angka kematian bayi dan balita. Melalui orientasi Skrining Hipotiroid Kongenital (SHK) diharapkan pelayanan kesehatan mampu melakukan postnatal care dengan deteksi dini hipotiroid guna meningkatkan derajat kesehatan anak.

Dilanjutkan dengan penyampaian materi oleh Ibu Dwi Handarisasi, S.Psi (Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat) mengenai kasus kematian ibu dan bayi di Kabupaten Jember selama 2022 yang mengalami penurunan. Namun, masih perlu adanya kewaspadaan dan deteksi dini dalam upaya penurunan kasus IUFD karena angka kematian bayi didominasi oleh penyebab tersebut.

Materi inti kegiatan ini tentang orientasi SHK disampaikan oleh Dr. dr. Hartono, Sp. PK (K) MQIH. Narasumber menyampaikan mengenai urgensi adanya SHK, tatalaksana pengambilan spesimen, pemilihan prioritas sasaran sample, tatalaksana pengiriman, dan mekanisme umpan balik. Pelaksanaan SHK ini merupahkan amanat Permenkes Nomer 78 tahun 2014 tentang Skrining Hipotiroid Kongenital (SHK).

Adapun pemeriksaan untuk kabupaten Jember tidak bisa langsung dilakukan di tempat tetapi harus di kirim ke RS Dr.Soetomo Rujukan karena belum semua memenuhi syarat untuk pemeriksaan SHK.

Tujuan dilakukan pemeriksaan SHK :

1. SHK ditujukan untuk mencegah terjadinya hambatan pertumbuhan dan retardasi mental pada bayi baru lahir

2. SHK dilakukan pada usia 48 sampai dengan 72 jam

Tampak pada gambar adanya perbedaan pertumbuhan pada bayi dengan adanya penanganan setelah skrining SHK.

Sesi selanjutnya adalah tanya jawab antara peserta dengan narasumber dilanjutkan dengan pembacaan juknis dan rencana tindak lanjut yang dipimpin oleh Ibu Sofiyanti, ST.,M.Kes selaku perwakilan dari tim KGM Dinas Kesehatan Kabupaten Jember. Adanya pelaksanaan kegiatan orientasi skrining hipotiroid kongenital (SHK) diharapkan dapat menjadi awal pelaksanaan skrining hipotiroid kongenital pada bayi baru lahir di Kabupaten Jember guna meningkatkan derajat kesehatan anak.