
PEMBENTUKAN DAN PEMBINAAN PESANTREN BERWAWASAN KESEHATAN MELALUI PROGRAM SAJADAH (SANTRI JATIM SEHAT DAN BERKAH) DI KABUPATEN JEMBER
Senin, 23 Juni 2025
Berdasarkan Profil Kesehatan Program Promosi Kesehatan Tahun 2024, jumlah pondok pesantren di Kabupaten Jember tercatat sejumlah 377 pondok pesantren dan persentase capaian Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di Pondok Pesantren yang memenuhi indikator sehat (klasifikasi IV) sebesar 41,59%. Melatarbelakangi permasalahan tersebut, Kabupaten Jember mendukung program SAJADAH (Santri Jatim Sehat dan Berkah) yang merupakan salah satu program Gubernur yang diinisiasi sejak tahun 2019. Program ini bertujuan untuk mewujudkan pesantren sehat melalui penerapan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Sasaran program meliputi santri, pengasuh pondok pesantren, pimpinan pondok pesantren, pengunjung dan masyarakat sekitar pondok pesantren di bawah binaan Puskesmas setempat. Kegiatan yang dilaksanakan mengutamakan upaya promotif dan preventif tanpa mengesampingkan upaya kuratif dan rehabilitatif.
Sajadah bertujuan untuk meningkatkan kualitas poskestren, menghasilkan kebijakan pondok pesantren berwawasan kesehatan, meningkatkan kepatuhan konsumsi tablet tambah darah (TTD) pada santriwati, melaksanakan inspeksi kesehatan lingkungan secara mandiri, melaksakanan skrining TBC dan kesehatan jiwa. Kegiatan pendampingan ini dilakukan bersama mitra Organisasi Masyarakat Keagamaan maupun petugas kesehatan desa/ kelurahan wilayah pondok pesantren. Lokus program Sajadah melalui pendampingan pesantren di Kabupaten Jember Tahun 2025 diantaranya :
1. Pondok Pesantren Mahfilud Duror, Kecamatan Jelbuk
2. Pondok Pesantren Nurul Ulum, Kecamatan Ajung
3. Pondok Pesantren Al-Mutaqim, Kecamatan Patrang
4. Pondok Pesantren Maqna'ul Ulum, Kecamatan Sukowono
5. Pondok Pesantren Raudlatul Muta'alimin, Kecamatan Sumberbaru
Output kegiatan pendampingan pesantren sehat adalah adanya peningkatan strata Poskestren, peningkatan klasifikasi PHBS, terlaksananya kegiatan konsumsi Tablet Tambah Darah (TTD) pada santri putri bersama-sama di pondok pesantren, terlaksananya kegiatan skrining TBC pada santri, kegiatan Inspeksi Kesehatan Lingkungan pada santri, dan kegiatan skrining kesehatan jiwa pada santri, serta terbentuknya kebijakan pondok pesantren berwawasan Kesehatan. Kegiatan ini akan menghasilkan dampak yang positif apabila adanya komitmen bersama antara pemerintah dengan masyarakat di Pondok Pesantren, dan organisasi kemasyarakatan ataupun keagamaan dalam mencapai pondok pesantren yang berkualitas berwawasan Kesehatan.