Oleh : BPBD

PERKEMBANGAN KEJADIAN BANJIR BANDANG HARI KE-5 DI JAMBEARUM

PERKEMBANGAN KEJADIAN BANJIR BANDANG HARI KE-5 DI JAMBEARUM

Bagikan Via :
Image

PERKEMBANGAN KEJADIAN BANJIR BANDANG HARI KE-5 DI JAMBEARUM

Pada Jumat, 27 Desember 2024, kejadian banjir bandang yang melanda wilayah Jambearum, Kecamatan Sumber Jambe, Kabupaten Jember, memasuki hari kelima. Kejadian ini bermula pada Minggu, 22 Desember, ketika hujan dengan intensitas sedang mengguyur wilayah tersebut, diikuti oleh peningkatan debit air di Sungai Jambearum pada Senin, 23 Desember. Banjir yang datang mendadak pada pukul 15.00 WIB membawa lumpur dan potongan kayu besar dari kawasan hutan Jambearum, menyebabkan sungai meluap dan merendam lahan pertanian warga.

Dampak dari kejadian ini cukup signifikan meskipun tidak ada kerusakan pada pemukiman warga. Sekitar 2 hektar lahan pertanian terendam lumpur, dan sejumlah fasilitas umum seperti saluran pipanisasi, jembatan penghubung antar dusun, serta akses jalan penghubung antar desa terputus. Beberapa pondok pesantren di desa setempat juga terdampak, di antaranya Ponpes Miftahul Ulum di Desa Pringgondani dan Ponpes Mihrojul Ulum di Desa Jambearum, yang mengalami gangguan pasokan air bersih akibat rusaknya sistem pipanisasi.

Hingga hari kelima, kondisi terkini menunjukkan bahwa sebagian besar akses jalan telah bisa dilalui kendaraan roda dua dan empat, meskipun kesulitan air bersih masih menjadi masalah utama. Pemantauan menunjukkan bahwa warga yang sempat mengungsi kini telah kembali ke rumah masing-masing. Upaya perbaikan sedang berlangsung, dengan masyarakat melakukan kerja bakti untuk membersihkan lumpur, membangun jembatan darurat, serta memperbaiki saluran pipanisasi yang rusak. Meski banjir sudah surut, kondisi sungai masih berlumpur dan berwarna coklat.

Berbagai pihak telah bekerja sama dalam upaya pemulihan, termasuk BPBD Kabupaten Jember, Muspika, TNI/Polri, PMI, serta relawan dari berbagai organisasi. Distribusi air bersih secara terus menerus dilakukan oleh PDAM, sementara alat berat digunakan untuk membersihkan lumpur dan kayu yang menyumbat aliran sungai. Pemerintah setempat juga memberikan bantuan logistik, termasuk untuk dapur umum, guna mendukung pemulihan di desa-desa yang terdampak. Ke depan, pemantauan dan perbaikan infrastruktur akan terus dilaksanakan guna mengatasi dampak bencana ini.