
PERTEMUAN DENGAN KEMITRAAN KOMUNITAS YABHISA DAN PEMANGKU KEPENTINGAN DPPM KABUPATEN JEMBER
Diposting pada 22 Juni 2022, oleh DINKES
Salah satu strategi untuk akselerasi penanggulangan TBC adalah upaya pendekatan Public Private Mix (PPM) yakni dengan cara melibatkan sector pemerintah dan swasta untuk meningkatkan akses layanan bermutu dan berpihak pada pasien. Implementasi PPM yang ada di daerah kab/kota disebut District Public-Private Mix (DPPM) dengan melibatkan fasyankes pemerintah, fasyankes swasta, pemangku kepentingan daerah, asosiasi fasyankes, dan organisasi komunitas. Berdasarkan strategi implementasi DPPM, disebutkan keterlibatan organisasi masyarakat yang ada di daerah salah satunya adalah Yabhisa. Yabhisa adalah organisasi komunitas yang memiliki visi untuk dukungan penanggulangan TBC dengan dukungan dana dari PR Konsorsium Penabulu – STPI.
Kegiatan pertemuan “Kemitraan Komunitas dengan Pemangku Kepentingan dalam Memperkuat Implementasi DPPM di Tingkat Kabupaten” pada Tanggal 22 Juni 2022 diselenggarakan oleh Yabhisa. Acara ini dihadiri oleh TO PPM Dinas Kesehatan Prov. Jawa Timur, Dinas Kesehatan Kab. Jember, RS Swasta, Klinik, DPM dan asosiasi fasyankes. Tujuan pertemuan ini adalah untuk membangun dukungan, koordinasi, dan terwujudnya kesepakatan bersama terkait alur pelibatan komunitas dalam implementasi program kerja DPPM.
Plt. Kepala Dinas Kesehatan Kab. Jember, dr. Lilik Lailiyah, M.Kes., dalam sambutannya menyebutkan TBC termasuk program prioritas nasional dengan target eliminasi Tahun 2030. Upaya penemuan terduga TB oleh fasyankes pemerintah dan swasta sangat dibutuhkan saat ini supaya kasus TB banyak ditemukan dan diobati. Pengobatan pasien TB juga wajib dilakukan dengan tatalaksana sesuai standar agar semua pasien TB sembuh dan kasus TB di Kab. Jember dapat tereliminasi lebih cepat.
Kepala Bidang P2P, dr. Rita Wahyuningsih, juga memaparkan pada sesi materi “Situasi dan Kebijakan Penanggulangan TBC di Kab. Jember” bahwa capaian skrining terduga Tb dan pengobatan kasus Tb di Kab. Jember masih jauh dari target pada Tahun 2021. Masalah lainnya ditemukan belum semua kasus Tb yang sudah terdeteksi itu telah diobati di faskes dikarenakan belum lapor, meninggal sebelum pengobatan, dan lost follow up. Diperlukan diskusi lebih dalam kepada faskes swasta yakni RS dan dibantu Yabhisa untuk pelacakan pasien LFU atau yang belum lapor. Di akhir materi, beliau menekankan untuk klinik-klinik yang telah bekerjasama mematuhi tatalaksana pemeriksaan suspect TB dan pengobatan kasus TB sesuai standar.
Dilihat sebanyak : 26 kaliBagikan ke Whatsapp
Cari Berita
Berita Lainnya
- PELATIHAN TIM PENDAMPING KELUARGA KELURAHAN JEMBER LOR DAN SLAWU
- DINAS KESEHATAN SIAPKAN APLIKASI UNTUK MENINGKATKAN PELAYANAN
- WAJIB DIKETAHUI REMAJA PUTRI
- GERBANG PEMIRSA (Gerakan Bangga Periksa Dan Merencanakan Persalinan) INOVASI PELAYANAN PUBLIK PUSKESMAS AJUNG
- Satuan Polisi Pamong Praja kabupaten Jember mengawal proses pembongkaran rumah toko di Jl. Sultan Agung kelurahan Jember Kidul kecamatan kaliwates
- Rapat Koordinasi Pengurus TP PKK Kecamatan Mumbulsari
- Rakor Launching J-Bangga HKN Ke-29 Tahun 2022
- RAPAT KOORDINASI DESA NOGOSARI TAHUN 2022
- Ngaji bareng di kelurahan Kranjingan
- PENTINGNYA BIBIT UNGGUL SEBAGAI FAKTOR UTAMA MENINGKATKAN HASIL PRODUKSI PERKEBUNAN.