
Sambut Musim Tanam, Kelompok Tani Gotong Royong Siapkan Stok PGPR
Saat ini petani Sukamakmur sudah memasuki masa panen raya tanaman padi, artinya musim tanam berikutnya pun sudah mulai dipersiapkan juga. Dimulai dari pengolahan tanah, persiapan benih sampai penyediaan pupuk, dimana kebutuhan pupuk petani biasanya sangat tinggi di awal musim tanam. Disisi lain, dengan adanya kebijakan pembatasan alokasi pupuk kimia subsidi maka dirasa perlu adanya solusi alternatif untuk memenuhi kebutuhan pupuk tanaman, dan salah satu yang dianjurkan adalah penggunaan PGPR atau Mol Akar.
Pada hari kamis tanggal 26 Januari 2023 Kelompok tani Tirto Bakti II mulai membuat PGPR dan memanfaatkan PGPR atau Mol Akar untuk melengkapi kebutuhan pupuk tanaman sejak satu musim tanam yang lalu. Dengan mengaplikasikan PGPR atau Mol Akar pada tanaman padi maupun jagung ternyata mampu mengurangi kebutuhan pupuk kimia sampai dengan 40% tanpa mengurangi atau menurunkan hasil. Bahkan tanaman tampak lebih sehat daripada yang menggunakan pupuk kimia 100%. Hal ini tidak terlepas dari fungsi PGPR atau Mol Akar yaitu : sebagai bio-fertilizer atau pupuk hayati, sebagai bio-stimulant atau penghasil ZPT, dan sebagai bio-protectant atau pelindung tanaman dari serangan OPT.
Awalnya hanya 1-2 orang petani saja yang bersedia mengaplikasikan pada tanaman mereka baik padi maupun jagung. Seiring waktu ternyata hasilnya berdampak positif bagi pertumbuhan tanamannya, maka semakin banyak petani anggota yang berminat untuk ikut memanfaatkan PGPR atau Mol Akar ini. Seperti saat ini, beberapa petani bersama pengurus secara bergotong-royong membuat 100 liter PGPR untuk stok menjelang musim tanam yang akan datang. Mereka mengolah bahan-bahan yang terdiri dari rendaman akar-akaran (bambu, putri malu dan alang-alang), terasi, gula pasir, dedak, dan vetsin yang difermentasi sampai dengan 14 hari hingga menjadi PGPR yang akan dipakai bersama-sama di sawah masing-masing. Dari bahan-bahan alami ini petani anggota dari kelompok tani Tirto Bakti II mampu memenuhi kebutuhan saprodinya dan secara tidak langsung mampu menurunkan biaya produksi dengan harga bahan yang murah dan dapat menekan biaya perawatan karena tanamannya lebih sehat sehingga kebutuhan untuk biaya pembelian pestisida kimia dapat dikurangi.
Aplikasi PGPR ini juga merupakan salah satu upaya mewujudkan pertanian berkelanjutan yang ramah lingkungan.